1. Pengertian SRS Airbag
Dalam
sistem kendaraan dikenal dengan dua sistem keamanan, sistem keamanan
aktif dan sistem keamanan pasif. Sistem keamanan aktif adalah sistem
keamanan untuk mencegah terjadinya kecelakaan (cara preventif), sistem
ini berfungsi menstabilkan laju kendaraan dalam berbagai kondisi bahkan
pada saat kondisi kendaraan kritis. Sistem tersebut merupakan
pengembangan sistem rem yang dikontrol secara elektronik, contoh sistem
tersebut diantaranya : Sistem rem ABS, TCS dan ESP. Sistem keamanan
pasif adalah satu
sistem untuk melindungi penumpang saat terjadi tabrakan atau benturan.
Sistem penunjang ini dapat berdiri sendiri, artinya bahwa sistem
tersebut tidak melekat pada sistem yang harus terpasang pada kendaraan
atau boleh dibilang sistem tersebut merupakan sistem yang dapat
ditambahkan sebagai salah satu sistem pada kendaraan.
Gambar 1. Area deformasi dan keamanan
Pada struktur kendaraan dikontruksi dalam 2 area, area yang mudah terjadi deformasi berfungsi
menyerap dan menghilangkan kekuatan akibat benturan melalui deformasi
pada bagian depan dan atau bagian belakang saat terjadi tabrakan. Area
berikutnya merupakan area yang sulit terjadi deformasi dinamakan Area
Keamanan/ Keselamatan, dalam area ini diperlukan kabin yang kuat guna
meminimalkan deformasi kabin, sehingga penumpang dalam kondisi aman.
Untuk menghindari benturan antara penumpang dan kabin atau interior
kendaraan sistem SRS Airbag mempunyai peranan penting dalam area ini.
(Supplemental Restrain System Airbag) dikembangkan sebagai teknologi keselamatan pasif yang melengkapi sabuk pengaman. Alat ini sebagai sistem penahan tambahan pada saat terjadi benturan dengan sabuk pengaman sebagai alat utama yang membantu melindungi penumpang saat terjadi kecelakaan.
2. Komponen SRS Airbag
Komponen ini dikembangkan dan diadopsi dengan berbagai jenis yaitu, Airbag depan (Front Airbag), Airbag Samping (Side Airbag), dan Airbag Tirai.
Airbag depan terdiri dari driver Airbag dan Passenger Airbag, berfungsi melindungi pengemudi dan penumpang depan saat terjadi benturan/tabrakan dari arah depan. Driver Airbag dipasang di tengah bantalan roda kemudi dan Passenger Airbag dipasang pada dasbor di depan tempat duduk penumpang depan.
Gambar 2. Komponen Airbag Depan
Keterangan :
1, 2 = Crash sensor 3 = ACU
4 = Driver AirBag (DAB) 5 = Passenger AirBag (PAB)
4 = Driver AirBag (DAB) 5 = Passenger AirBag (PAB)
Airbag samping (Side Airbag) berada pada samping pengemudi dan penumpang baik depan dan belakang berfungsi untuk membantu mengurangi resiko cedera akibat benturan
antara orang di dalam dengan pintu kendaraan apabila terjadi tabrakan
dari samping kendaraan. Airbag Tirai berfungsi saat kendaraan terguling (rolling), dapat mengurangi resiko cidera saat terjadi benturan akibat kendaraan terguloing. Dengan peletakan pada tirai kendaraan (samping atas penumpang).
Pastilah
tidak semua mobil/kendaraan mempunyai sistem airbag ini, ada yang
terpasang sebagian dan ada yang komplit. Ada kendaraan tertentu yang
semua variannya terdapat system ini (merupakan system yang wajib ada),
ada pula yang hanya varian tertentu yang terdapat system ini, yang mana
semuanya disesuaikan dengan kondisi dan situasi dimana kendaraan
tersebut di dijual (digunakan).
Gambar 3. Airbag Samping dan Tirai
Keterangan :
1. ACU Kombinasi
2. Sensor Accelerator (samping)3. Airbag Tirai
4. Airbag samping
2. Sensor Accelerator (samping)3. Airbag Tirai
4. Airbag samping
3. Prinsip Kerja
Saat terjadi kecelakaan, besarnya energi benturan akan diterima oleh sensor depan airbag (crash sensor) yang diletakkan di depan mobil dan diteruskan ke ACU (Airbag Control Unit), ACU akan mengkalkulasi dan membandingkan dengan safing sensor yang terletak di dalam ACU, bila hasil perbandingan crash sensor dan safing sensor menyatakan airbag harus dikembangkan. Maka ACU akan mengaktifkan Inflator yang didalamnya terdapat initiator yang akan membakar Propellant Grain
sehingga menghasilkan gas dan mengembangkan airbag, kemudian airbag
akan mengempis. Peristiwa tersebut memakan waktu kira-kira 0,2 detik.
Gambar 4. Urutan Pengembangan SRS Airbag
SRS Airbag
mempunyai syarat mengembang bila tingkat benturan di atas ambang yang
telah ditentukan dengan kecepatan mobil minimal 25 km/jam dan saat
menabrak secara frontal terhadap penghalang permanen yang statis atau objek yang dapat bergerak saat tertabrak (misal mobil yang sedang parkir). SRS Airbag juga akan mengembang bila terjadi benturan serius pada bagian bawah kendaraan.
Airbag
depan tidak akan mengembang apabila terjadi benturan atau kondisi
seperti benturan dari arah samping, kendaraan terguling, menabrak objek
yang lebih tinggi atau tidak mengenai sensor depan, menabrak tiang tepat
di tengah (kondisi tertentu), benturan dari belakang, dan benturan
menyudut.
Alat ini dapat memberikan efek samping pada saat SRS Airbag
mengembang dengan cepat (kecepatan mengembang di atas 100 km/jam), efek
samping itu adalah penumpang akan mengalami memar, luka lecet, cedera.
Untuk menghindari hal tersebut penumpang harus pada duduk yang normal
dan menggunakan sabuk pengaman. Perhatikan pada saat membawa balita atau
anak-anak ketika mengendarai mobil yang dilengkapi SRS Airbag,
alangkah baiknya ditempatkan di kursi belakang. Jadi jangan menempatkan
balita atau anak-anak di tempat duduk depan karena dapat membahayakan
mereka pada saat SRS Airbag mengembang.
4. Diagnosa Sistem
SRS Airbag dilengkapi dengan sistem yang dapat mendeteksi kerusakan yang terjadi didalam sistem SRS Airbag. Jika lampu peringatan SRS Airbag yang terdapat pada dashboard menyala saat mesin dinyalakan, menandakan terjadi kerusakan dalam sistem dan SRS Airbag tidak akan aktif bila terjadi benturan (tabrakan).
Gambar 5. Lampu SRS Airbag pada dasboard
Kerusakan yang terjadi dalam sistem akan tersimpan didalam memori kontol unit SRS Airbag, kerusakan yang terdeteksi merupakan kerusakan yang terjadi pada sistem elektroniknya bisa
berupa sensor, kabel penghubung, dan aktuator. Sambungan putus atau
hubung singkat juga bisa terdeteksi kerusakan, terakhir kerusakan juga
bisa terjadi pada kontrol unitnya sendiri.
Gambar 6. Diagnosa kerusakan dengan scantool.
Informasi kerusakan sistem SRS Airbag dapat di ketahui dengan 2 cara : pertama dengan menggunakan scantool (alat bantu diagnosa kendaraan) cara ini selain mengetahui kerusakan juga dapat mengetahui sistem kira-kira bisa bekerja dengan baik atau tidak dengan melihat menu current data. Kedua dengan menghitung kedipan pada lampu SRS Airbag, prosedur menampilkan kedipan dengan cara menghubungkan (jumper) terminal pada DLC, kode kerusakan (kedipan) dapat diketahui pada buku manual service kendaraan.
Gambar 7. Posisi jumper pada DLC Toyota.
Kode
kedipan dinyatakan dalam angka dengan nyala lampu (lama tanda puluhan
dan pendek tanda satuan), bila ada kerusakan lebih dari satu maka akan
dimunculkan secara beriringan mulai dari kode kerusakan yang kecil.
Contoh pada gambar 9 terhitung kode no 31, dalam buku manual perbaikan
toyota terbaca : Center airbag sensor assemblyyang artinya sensor airbag bagian tengah rusak. Untuk lebih lengkapnya bisa melihat pada buku manual perbaikan.
Gambar 8. Cara membaca kode kedipan.
5. Kesimpulan
SRS Airbag merupakan
sistem keamanan pasif yang berfungsi sebagai pelengkap dari sistem
sabuk keselamatan. Saat terjadi tabrakan tubuh akan ditahan oleh sistem
sabuk keselamatan, dan airbag akan mengurangi benturan antara kepala
dengan kabin kendaraan. Sistem airbag bekerja saat menabrak secara
frontal dengan kecepatan minimal kendaraan 25 km/jam. Dalam sistem SRS Airbag
dilengkapi suatu sistem yang dapat mendeteksi kerusakan yang terjadi
pada sistem tersebut. Untuk mengetahui kerusakan yang terjadi dapat
dideteksi dengan scantool atau dengan kode kedipan. Dewasa ini produsen
kendaraan menawarkan sistem SRS airbag sebagai
teknologi keselamatan penumpang yang teritegrasi dalam sistem kendaraan,
diharapkan dengan keunggulan teknologinya membuat pruduksinya banyak
diminati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar